GD

Sujud

Oleh: Eko Darwiyanto

 

Fa maa lahum laa yu’minuun? Wa idzaa quri’a lQuraanu laa yasjuduun.(2 ayat QS Insyiqoq).

Ayat ini menghendaki adanya situasi batin sujud padaNya, apapun ayat AlQuran yang dibaca.
Lebih khusus sejumlah ayat yang menghendaki sujud tilawah.

Ayat2-Nya adalah Tajalli Asmaul HusnaNya.
Melalui ayat2Nya, orang akan mengenalNya.

MengagungkanNya, naturally dilakukan via ayat2Nya, karya2Nya di alam semesta yang DIA SWT deskripsikan dalam pesan2 Kitab SuciNya.
Membaca quran dlm ruku’ memang tidak dilakukan, namun mengagungkanNya via tafakur ayat2 yang tadi dibaca setelah AlFatihah akan dapat menghiasi rokaat demi rokaat sholat kita.

MeluhurkanNya saat sujud, seperti diisyaratkan 2 ayat Insyiqoq di atas, adalah akibat kandungan ayat Alquran yang dibaca, khususnya setelah AlFatihah.

Jadi, ada kebutuhan utk selalu membaca ayat2 yang berbeda setelah AlFatihah, utk ditafakuri keagunganNya di ayat itu di saat ruku’, dan keluhuranNya di ayat itu di saat sujud.

Dalam tahajud Nabi saaw yang Aisyah ra menyebutkan “jangan tanya husnihinna wa thuulihinna”, ruku’ dan sujud nya saaw sama lamanya dengan berdirinya saaw, saya bayangkan RosululLoh saaw melakukan tafakur Keagungan dan KeluhuranNya itu.

Wallohu a’lam
alfaqir